Jumat, 16 Februari 2018

Orang yang Terjaga Keikhlasannya



(This picture i saved from another media)
 
Sebuah kisah..
 Terdapat dua orang sahabat yang saling mengagumi satu sama lain.
Mereka bernama Ahmad dan Zainal.
Mereka bersahabat sejak SMP
Ahmad adalah orang yang sangat pintar dan cerdas,
namun berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Zainal sangat mengagumi Ahmad karena kesholihan dan kecerdasannya.
sebaliknya Ahmad pun sangat mengagumi Zainal. Walaupun kecerdasannya biasa saja, Zainal ini berasal dari keluarga yang kaya raya namun mau berteman dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Zainal juga anak yang sholih dan rajin ibadahnya.
Maka tahun pun berjalan...
Zainal sudah menjadi seorang direktur perusahaan.
Zainal memiliki kebiasaan setiap kali pergi dari satu kota ke kota lain, Zainal selalu melakukan shalat dikota tersebut sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sudah membuat dirinya menjadi seperti ini.
Maka pada saat itu Zainal berada pada puncak pas Bogor, ada sebuah masjid bernama At Ta'awun disana.
Seperti biasa Zainal datang ke masjid tersebut untuk melaksanakan shalat sunnah.
Zainal menggulung lengan bajunya, dan terlihat jam tangannya yang sangat mahal. Kemudian Zainal bersiap-siap untuk berwudhu.
Ketika Zainal berjalan disebuah koridor masjid tersebut untuk berwudhu, Zainal kemudian melihat ada seorang laki-laki yang sedang mengepel dengan rajin lantai masjid tersebut. Maka zainal melihat laki-laki tersebut seakan-akan laki-laki tersebut sudah tidak asing lagi wajahnya. 
Zainal pun menegurnya
"Assalamu'alaikum.. engkau Ahmad kan?"
Seorang lelaki itupun menoleh
"Engkau Zainal kan?"
Seketika mereka pun saling berpelukan.
Ya sepasang sahabat SMP ini baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun lamanya
"MasyaAllah Zainal... Kau sekarang sudah jadi orang sukses ya"
Kemudian Zainal mengeluarkan kartu namanya kepada Ahmad, dan Ahmad pun membaca kartu nama tersebut tertulis Zainal Direktur sebuah perusahaan.
"MasyaAllah Zainal sekarang kamu sudah jadi orang hebat ya.. aku bangga memiliki sahabat sepertimu" kata Ahmad.
Tapi bagaimana dengan Zainal? Dalam hatinya ia merasa sedih melihat Ahmad,
Kok bisa orang sepintar dan secerdas Ahmad berakhir hidupnya hanya menjadi seorang marbot masjid saja.. Dalam hati Zainal, Zainal sangat mengutuk negeri ini kenapa orang sepintar Ahmad tidak menjadi siapa-siapa. Maka Zainal pun berkata kepada Ahmad
"Ahmad.. aku shalat dulu, nanti setelah aku selesai shalat, kita ngobrol panjang ya. Hmm... mungkin ada pekerjaan yang lebih baik untukmu yang bisa aku berikan dibandingkan sebagai seorang marbot masjid saja.. kasian kamu"
Ahmad tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Zainal
"Iya.. shalat saja dulu kamu.. aku masih lanjut bersih-bersih supaya orang shalat disini nyaman, kamu juga nyaman shalatnya.. nanti kita ngobrol ya" kata Ahmad sambil tersenyum.
Maka Zainal pun melanjutkan wudhunya, dan kemudian melanjutkan shalatnya dua rakaat.
Ketika Zainal mengucapkan salam, ada seorang pemuda menegur Zainal
"Bapak... Bapak kenal ya sama Bapa Ir. Hj. Ahmad?" Kata pemuda tersebut
"Bapa Ir. Hj. Ahmad? Maksudmu Ahmad?" Kata Zainal
"Iya Bapa Ir. Hj. Ahmad kenal ya pa?"
"Oh Ahmad sih sahabat saya sejak SMP"
"Wah MasyaAllah ya pa.. Bapa Ir. Hj. Ahmad itu orang nya luar biasa"
"Kok dipanggil Haji? Memangnya sudah pergi Haji?"
"Oh udah Haji pa lama banget.. bahkan sebelum membangun masjid ini.."
Kemudian Zainal tertegun...
Sudah lama pergi haji, dan yang membangun masjid ini?
Zainal pun mengernyitkan dahinya..
"maksudmu?"
"Bapa.. Bapa Ir. Hj. Ahmad itu luar biasa tawadhu loh pak.. Beliau liat tuh didepan masjid itu banyak sekali hotel-hotel bagus itu punya pa Ir. Hj. Ahmad pa.. Beliau itu luar biasa, kebiasaannya aneh padahal hotelnya banyak dan masjid ini pa yang punya Bapa Ir. Hj. Ahmad, ditanah wakafnya sendiri, bangun pakai uangnya sendiri. Tapi kebiasaannya aneh.. Tahu tidak kebiasaan anehnya apa? bukannya sibuk ngurusin yang lain-lain, hari-hari malah sukanya di masjid.. Malah ngegantiin tugas saya"
"Memangnya kamu siapa?" Kata Zainal
"Saya ini marbot asli masjid ini pa.. Bapa Ir. Hj. Ahmad itu aneh, sukanya gantiin pekerjaan saya.. sukanya bersih-bersihin masjid, sukanya ngepel-ngepel masjid.. dan malah nyuruh saya banyak ngaji, malah nyuruh saya banyak adzan saja karena katanya suara saya bagus pa" Kata pemuda tersebut.
Maka tercekatlah Zainal ini...
Ahmad.. orang yang tadi dia pikir hanya sebagai seoranng marbot masjid..
Orang yang tadinya dia pikir mau diberikan pekerjaan yang lebih layak pada saat itu..
Orang yang tanpa dia sadari direndahkan dalam hatinya ternyata adalah pemilik masjid yang megah ini dan juga ternyata pemiliki hotel yang megah diluar sana..
Namun apa yang dilakukan oleh Ahmad?
Ahmad tidak pernah menjelaskan ini loh posisi saya..
Ini loh saya yang sebenarnya.. Iniloh saya yang punya masjid ini.. Tidak..
Maka Zainal merasa tertampar-tampar saking malunya..


MasyaAllah... Luar biasa bukan?
Seringkali dalam kehidupan kita ketika kita sudah menjadi orang besar, menjadi orang yang hebat menurut pandangan mereka sendiri, mereka akan menunjukkan siapa sebenarnya mereka, dan tanpa sadar yang dilakukan mereka yakni merendahkan orang lain..
Namun lihatlah Ahmad..
Ahmad menyembunyikan kebaikan-kebaikannya..
Ahmad menyembunyikan kehebatannya..
Tapi justru Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang membuka kehebatan dirinya.
Kita bukan Ahmad dan Ahmad bukan kita.. 
Tapi kita bisa belajar dari sosok Ahmad bagaimana Ahmad adalah seorang yang terjaga keikhlasannya karena tidak sibuk dengan penilaian manusia.
Ahmad tidak risih tidak terusik dengan penilaian manusia..
Ia tetap tenang melakukan kebaikan demi kebaikan apapun anggapan dari manusia..


"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" (Q.S Al-Bayyinah : 5)

pada ayat yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman 
"Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Robb sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri (kepada Allah)" (Q.S Al-An'am : 162-163)

Kisah Ahmad yang luar biasa ini, benar-benar menampar saya :")
 Bagaimana ilmu ikhlas ini memiliki pemaknaan yang sangat dalam terdapat lubuk kejiwaan seseorang. Dulu yang saya pahami, ikhlas hanya sekedar melakukan kebaikan, namun tidak mengharap pamrih atau balasan dari orang lain, menerima segala perlakuan tanpa pembelaan, memberi tanpa mengharap balasan, dan lain-lain yang maknanya setara dengan hal tersebut.
Mungkin jika benar ikhlas seperti itu, bisa dianalogikan seperti ini
Jika seorang kakak suka memukuli adik, hendaknya adik selalu memaafkan tanpa melakukan pembelaan. Jika seorang adik suka menghina kakak, hendaknya kakak tidak mempermasalahkan dan tidak sakit hati.

Pemaknaan diatas tidak seluruhnya salah, sebagaimana tidak seluruhnya benar dalam aplikasi. Akan tetapi hendaknya kita tidak melihat ikhlas dari aspek perilaku. Ikhlas memiliki pemaknaan yang sangat dalam, karena menyangkut motivasi dasar, terdapat dalam lubuk kejiwaan seseorang. Ikhlas artinya melakukan sesuatu karena Allah, sebagaimana meninggalkan sesuatu karena Allah.
Jika kita tilik dari segi bahasa, ikhlas memiliki pengertian bersih dari segala noda dan menjadikan sesuatu murni, tanpa noda sedikitpun. Seseorang dikatakan ikhlas karena Allah adalah apabila mereka menjadikan segala aktivitasnya karena Allah semata-mata.
 Keikhlasan niat adalah titik motivasi, namun juga misi kehidupan sebab Allah telah menegaskan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (Q.S Adz-Dzariyat : 56)

Disinilah manusia akan diuji, seberapa besar rasa keikhlasannya dalam mematuhi ayat tersebut? Dengan memurnikan sebenar-benarnya segala aktivitas dan kegiatannya yakni hanya beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Mudah-mudahan kisah diatas memberikan kita semua pelajaran berharga mengenai makna ikhlas yang sebenar-benarnya..

Aamiin Ya Rabbal Alamiin....


Referensi :

1.  Orang yang terjaga keikhlasannya (You can click to see this video)
2. Takariawan, Cahyadi. 2017. Wonderful Journeys. Solo : PT Era Adicitra Intermedia